Speed (kecepatan rana) kamera, bisa bermacam-macam tergantung kameranya.
Kamera-kamera yang "pro" biasanya memiliki speed cepat dari 1/8000s, hingga misalkan sampai 30 detik. Kamera rangefinder, mungkin hanya 1/500s-1s, kamera slr biasa mungkin dari 1/1000s-1s, dsb. Lalu apa efeknya terhadap gambar ?
1. High Speed
Speed yang tinggi, akan membuat tirai shutter membuka dan menutup dalam durasi yang cepat, sehingga cahaya yang masuk juga sedikit. Seandainya ada kendaraan sedang lewat didepan kamera, trus kita potret dengan speed yang tinggi, kendaraan baru mau bergerak, shutter curtainnya sudah nutup, jadinya gerakan kendaraan tersebut di "freeze" atau di-beku-kan/dihentikan dalam gambar. Tentunya penggunaan speed tinggi hanya dimungkinkan saat cahaya melimpah dan didukung oleh lensa yang terang/besar aperturenya. Kalau speed tinggi digunakan saat cahaya lemah, gambarnya akan jadi gelap (under exposure).
Lihat contoh dibawah ini. Foto dilakukan siang hari, speed 1/2000s, aperture sekitar f5.6 (karena cahaya sangat terang jadi lensa tidak harus dibuka wide open). Lensa yang dipakai ialah 50mm f2. Gerakan motornya jadi terhenti kan ?
Lalu mungkin akan timbul pertanyaan : Seberapa cepat speed harus digunakan untuk nge-freeze suatu gerakan object ? Saya tidak tau. Ini tergantung gerakan objectnya, jarak object terhadap kita dan lensa yang digunakan. Untuk contoh saat saya pakai lensa 50mm :
- Anak-anak berlari-larian, mungkin 1/125s sudah cukup untuk mem-freeze gerakan mereka.
- Tangan yang terayun mengipasi wajah, mungkin 1/60s.
- Motor yang ngebut di jarak 5meter didepan saya, sekitar 1/1000s
- Peluru yang melintas didepan saya, mungkin 1/8000s atau lebih baru bisa di freeze (belum pernah coba..he..he.)
Saat menggunakan lensa yang lebih wide, sudut tangkapannya lebih lebar, jadi pergerakan object akan tertangkap lebih sedikit digambar. Hal itu akan membuat kebutuhan speed untuk mem-freeze object berkurang. Misalkan motor ngebut, bisa difreeze oleh lensa 24mm dengan speed 1/125s saja.
Jarak juga mempengaruhi efek pergerakan object di realita terhadap hasil di gambar. Semakin jauh jaraknya, semakin berkurang efek pergerakan object yang terlihat di gambar. Misalkan pesawat terbang, saat jauh, anda bisa freeze dengan speed 1/30s, tapi saat dekat, mungkin 1/2000s belum cukup.
Intinya, "High Speed" memiliki efek "Freeze Movement"
2. Low Speed.
Speed yang lambat akan membuat gambar terekam lebih lama. Misalkan motor yang ngebut tadi, anda foto dengan speed 1/30s. Begitu tombol shutter dipencet, tirai dibuka, motor sudah lewat nih, baru shutter ditutup setelah 1/30s. Hasilnya, motor akan tampak berbayang-bayang karena terekam pergerakannya. Lihat gambar dibawah ini, masih dengan lensa 50mm, speed sekitar 1/60s.
Mungkin anda sempat berpikir, lalu apa gunanya low speed, seolah tak berguna sama sekali. Tentu tidak, low speed berguna karena efeknya yang merekam semua gerakan, berarti juga merekam semua cahaya yang jatuh ke sensor anda !
Misalkan, anda berusaha memotret jalanan kota anda yang temaram di malam hari, saat anda pakai speed tinggi, hasilnya akan gelap tentunya. Saat anda pakai speed rendah, semua cahaya dikumpulkan semakin banyak dengan berjalannya waktu exposure, jadilah suasana lebih hidup, lampu-lampu terekam jelas, kendaraan yang lewat memberi goresan cahaya yang menghidupkan, atmosfer tidak gelap lagi tapi lebih menyala ! Perhatikan contoh dibawah, gambar kiri dengan speed 1 detik, gambar kanan dengan speed 8 detik. Lihat cahayanya, lihat efek "memorize" yang timbul dan suasana yang lebih hidup..
Jadi, intinya, "Low Speed" memberikan efek "Memorize Movement"
====
Gambar yang hidup adalah gambar yang bercerita, betul kan ?
Coba lihat gambar motor ngebut diatas, baik versi high speed maupun versi low speed.
Gambar mana yang lebih hidup ?
Versi high speed tampak seperti dua orang duduk diatas motor ditengah jalan dan "diam" saja. Gambar itu tidak bercerita apakah orangnya ngebut atau tidak. Mungkin hanya orang yang iseng ditengah jalan ?
Versi low speed, malah tidak bercerita lebih banyak, ada yang ngebut tapi gak jelas siapa, motornya apa, dll.
Bagaimana kalau kita hidupkan suasana dengan sedikit trik. Lihat gambar dibawah.
Apa cerita gambar ini ? Lebih banyak dibandingkan versi high speed/low speed diatas?
kalo penasaran, baca terus blog saya sampe ke cara bikin "panning", versi low speed yang lebih mengoptimalkan kemampuan low speed dalam "memorize movement" untuk menunjukkan unsur "speed" yang terkandung di gambar (yang tidak bisa ditunjukkan oleh versi high speed).
Minggu, 27 Juni 2010
Jumat, 25 Juni 2010
Simple Photography : The Aperture Effects..
Setelah tau apa itu Aperture, sekarang saatnya kita bahas apa efeknya terhadap gambar.
Aperture bisa dibuka wide open (dibuka maksimum) atau ditutup (stopdown) sesuai kondisi cahaya. Misalkan di lensa 50mm f2 saya, memiliki aperture wide open = f2, dan bisa distopdown sampai ke f22.
Apa efeknya terhadap gambar (selain gelap terang) ?
1. DOF (Depth Of Field), atau ruang ketajaman.
Saat saya focus di 1 meter (misalkan, dengan lensa 50mm f2 tadi), sebenernya bukan 1,00 meter saja yang tajam gambarnya. Pilihan aperture anda akan mempengaruhi ruang ketajaman yang terbentuk.
Apa itu DOF/Ruang Ketajaman ?
Bayangkan anda mengambil dua lembar kertas, satu ditaruh di jarak 95cm dari anda, dan satu ditaruh di jarak 110cm dari anda, diantara dua kertas itu adalah ruang ketajaman, DOF, yang ditimbulkan oleh si lensa saat anda focus di 1meter dengan aperture f2. ruang itu juga menyebar ke kanan kiri atas bawah, tapi jaraknya terhadap anda selalu tetap (bayangkan kertasnya melebar seperti tembok, ruangan diantara dua tembok itulah DOF).
- Aperture yang besar (f2 misalkan) membuat DOF menyempit,
- Aperture yang kecil (f22 misalkan) membuat DOF melebar, bahkan bisa sampai jarak infinity(tak terhingga).
Ada beberapa cara untuk tau seberapa lebarnya DOF yang anda dapatkan, tapi itu akan dibahas di topic DOF.. lihat gambar dibawah untuk komparasinya :
Gambar berikut adalah dari lensa 50mm f2, difocus ke tiang pertama yang terlihat, dengan aperture diset f2.8.
DOF yang tercipta cukup sempit, hanya area tiang saja yang tajam, area didepan dan dibelakangnya langsung kabur. Perhatikan juga pohon-pohon di latar belakangnya, semua tampak semakin kabur saat jaraknya semakin jauh.
Speed yang didapat untuk aperture f2.8 sekitar 1/2000s.
Bandingkan dengan gambar berikutnya :
Ini diambil dengan lensa yang sama, kondisi cahaya yang sama, jarak focus yang sama, tetapi aperture di set f22.
Anda bisa lihat ruang tajamnya telah menjadi lebar, hampir semua area tajam, anda bisa lihat pohon-pohon dikejauhan dan besi-besi yang lebih dekat pun terlihat lebih jelas.
Speed yang didapat sekitar 1/30s.
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, dalam kondisi cahaya yang sama, kita bisa memilih kombinasi aperture/speed yang berbeda tetapi menghasilkan exposure yang sama. Kalau dilihat di atas, 1/2000s f2.8 sekilas menghasilkan exposure yang sama dengan 1/30s f22 dari sisi gelap terang.
2. Efek Ketajaman.
Mungkin anda berpikir efek ini sama dengan DOF, sedikit mirip, tapi berbeda.
Kalau DOF berbicara tentang ruang yang tajam, Efek Ketajaman berbicara tentang seberapa tajam area si DOF..
Perhatikan contoh ini :
- Saat saya pakai lensa 50mm f2, dengan aperture diset f2 (wide open), focus di 1 meter. akan dapat DOF misalkan dari 95cm sampai 110cm. Area DOF itu tajam tentunya.
- Saat saya pakai lensa lain, 50mm f1.4, aperture diset f2 (tidak wide open), dengan semua kondisi disamakan dengan contoh diatas, akan dapat lebar DOF yang sama (95cm-110cm), TETAPI area DOFnya lebih tajam.
Why, karena disana, lensa 50mm f2 menangkap gambar di posisi wide open, sementara lensa 50mm f1.4 menangkap gambar di posisi yang tidak wide open.
Ketajaman area DOF, biasanya akan lebih bagus saat anda stopdown aperture sekitar 1-2 stop dari posisi wide open. Itulah kenapa lensa ke-dua memberikan ketajaman yang lebih daripada lensa pertama di contoh kasus diatas.
Hal ini bukan berarti semakin kecil aperture anda, semakin tajam hasilnya, tidak. Efek Ketajaman meningkat sampai pada titik optimal sekitar 4-5 stop dari wide open, setelah itu ketajaman tidak meningkat lebih banyak. Misalkan di lensa 50mm f2, ketajaman optimalnya didapat saat aperture dipakai di f8.
Setau saya efek aperture minimum ya cuma dua itu, kalo ada yang lain yang terpikir, saya update lagi. Silahkan dilanjutkan bacanya..moga-moga gak nambah bingung
Aperture bisa dibuka wide open (dibuka maksimum) atau ditutup (stopdown) sesuai kondisi cahaya. Misalkan di lensa 50mm f2 saya, memiliki aperture wide open = f2, dan bisa distopdown sampai ke f22.
Apa efeknya terhadap gambar (selain gelap terang) ?
1. DOF (Depth Of Field), atau ruang ketajaman.
Saat saya focus di 1 meter (misalkan, dengan lensa 50mm f2 tadi), sebenernya bukan 1,00 meter saja yang tajam gambarnya. Pilihan aperture anda akan mempengaruhi ruang ketajaman yang terbentuk.
Apa itu DOF/Ruang Ketajaman ?
Bayangkan anda mengambil dua lembar kertas, satu ditaruh di jarak 95cm dari anda, dan satu ditaruh di jarak 110cm dari anda, diantara dua kertas itu adalah ruang ketajaman, DOF, yang ditimbulkan oleh si lensa saat anda focus di 1meter dengan aperture f2. ruang itu juga menyebar ke kanan kiri atas bawah, tapi jaraknya terhadap anda selalu tetap (bayangkan kertasnya melebar seperti tembok, ruangan diantara dua tembok itulah DOF).
- Aperture yang besar (f2 misalkan) membuat DOF menyempit,
- Aperture yang kecil (f22 misalkan) membuat DOF melebar, bahkan bisa sampai jarak infinity(tak terhingga).
Ada beberapa cara untuk tau seberapa lebarnya DOF yang anda dapatkan, tapi itu akan dibahas di topic DOF.. lihat gambar dibawah untuk komparasinya :
Gambar berikut adalah dari lensa 50mm f2, difocus ke tiang pertama yang terlihat, dengan aperture diset f2.8.
DOF yang tercipta cukup sempit, hanya area tiang saja yang tajam, area didepan dan dibelakangnya langsung kabur. Perhatikan juga pohon-pohon di latar belakangnya, semua tampak semakin kabur saat jaraknya semakin jauh.
Speed yang didapat untuk aperture f2.8 sekitar 1/2000s.
Bandingkan dengan gambar berikutnya :
Ini diambil dengan lensa yang sama, kondisi cahaya yang sama, jarak focus yang sama, tetapi aperture di set f22.
Anda bisa lihat ruang tajamnya telah menjadi lebar, hampir semua area tajam, anda bisa lihat pohon-pohon dikejauhan dan besi-besi yang lebih dekat pun terlihat lebih jelas.
Speed yang didapat sekitar 1/30s.
Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, dalam kondisi cahaya yang sama, kita bisa memilih kombinasi aperture/speed yang berbeda tetapi menghasilkan exposure yang sama. Kalau dilihat di atas, 1/2000s f2.8 sekilas menghasilkan exposure yang sama dengan 1/30s f22 dari sisi gelap terang.
2. Efek Ketajaman.
Mungkin anda berpikir efek ini sama dengan DOF, sedikit mirip, tapi berbeda.
Kalau DOF berbicara tentang ruang yang tajam, Efek Ketajaman berbicara tentang seberapa tajam area si DOF..
Perhatikan contoh ini :
- Saat saya pakai lensa 50mm f2, dengan aperture diset f2 (wide open), focus di 1 meter. akan dapat DOF misalkan dari 95cm sampai 110cm. Area DOF itu tajam tentunya.
- Saat saya pakai lensa lain, 50mm f1.4, aperture diset f2 (tidak wide open), dengan semua kondisi disamakan dengan contoh diatas, akan dapat lebar DOF yang sama (95cm-110cm), TETAPI area DOFnya lebih tajam.
Why, karena disana, lensa 50mm f2 menangkap gambar di posisi wide open, sementara lensa 50mm f1.4 menangkap gambar di posisi yang tidak wide open.
Ketajaman area DOF, biasanya akan lebih bagus saat anda stopdown aperture sekitar 1-2 stop dari posisi wide open. Itulah kenapa lensa ke-dua memberikan ketajaman yang lebih daripada lensa pertama di contoh kasus diatas.
Hal ini bukan berarti semakin kecil aperture anda, semakin tajam hasilnya, tidak. Efek Ketajaman meningkat sampai pada titik optimal sekitar 4-5 stop dari wide open, setelah itu ketajaman tidak meningkat lebih banyak. Misalkan di lensa 50mm f2, ketajaman optimalnya didapat saat aperture dipakai di f8.
Setau saya efek aperture minimum ya cuma dua itu, kalo ada yang lain yang terpikir, saya update lagi. Silahkan dilanjutkan bacanya..moga-moga gak nambah bingung
Langganan:
Postingan (Atom)