Sabtu, 13 Februari 2010
Simple Photography : The Camera part #3, Aperture !!
Aperture atau diafragma adalah mekanisme didalam lensa untuk mengatur banyak cahaya yang masuk ke kamera. Biasanya mekanisme ini berbentuk bilah-bilah tipis yang banyak jumlahnya, yang membentuk lubang yang bisa membesar/mengecil, tergantung setting yang kita lakukan. Aperture diatur biasanya dengan memutar aperture ring di lensa, dengan memutarnya sampai menunjukkan nilai tertentu. Nilai yang tertera di aperture lensa merupakan skala terbalik dari area lubang yang terbentuk. Jadi saat nilai yang kita pilih kecil, lubangnya besar, saat nilai yang kita pilih besar, lubangnya kecil.
Nilai yang umum ada di aperture ring lensa biasanya :
..., f1.4, f2, f2.8, f4, f5.6, f8, f11, f16, f22, f32, ...
kalau susah menghapalnya, saya biasanya cuma mengingat angka 1 dan 1.4, sisanya kali dua terus..
1, 1.4, 2, 2.8, 4, 5.6, dst
Jadi aperture f1.4 = lubangnya lebih besar daripada lubang di aperture f5.6 (angkanya sih lebih besar 5.6, namanya juga skala terbalik)
Seperti sudah kita ketahui saat anda baca artikel tentang "speed" sebelumnya, ada istilah 1 stop yang artinya cahaya naik jadi 2x lipat atau turun jadi 1/2nya. Di aperture, istilah 1 stop juga berlaku. Jarak antar skala diatas sebenarnya = 1 stop. dari f1.4 ke f2, dari f2 ke f2.8, semua jaraknya 1 stop. Tampak kurang linear bukan (tidak seperti speed yang benar-benar kelipatan 2 atau 1/2), tapi sebenarnya linear.
Skala itu adalah skala kebalikan dari jari-jari atau diameter lubang yang terbentuk. Luas sebuah lubang, saat kita tau jari-jarinya = phi x R x R = phi x R kuadrat.
saat skala aperture = f1, luas areanya (karena skalanya terbalik)= 1 / (phi x 1 kuadrat) = 1/phi
saat skala aperture = f1.4, luas areanya = 1/ (phi x 1.4kuadrat) = 1/2phi
saat skala aperture = f2, luas areanya = 1/ (phi x 2kuadrat) = 1/4phi
kalau dilanjutkan f2.8 = 1/8phi, f4 = 1/16phi, dst
Apakah anda sudah bisa melihat ke-linearan skala tadi ??
f1, f1.4, f2, f2.8, f4, f5.6, f8, f11, ... akan menunjukkan luas area aperture =
1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/128
yang menunjukkan bahwa skala-skala tersebut linear dengan kelipatan 2 (atau 1/2).. jadi jelaslah bahwa jarak dari f1 ke f1.4 = 1 stop, karena luas area lubangnya berkurang jadi 1/2nya, jadi cahaya juga berkurang 1/2 dari semula.
Lensa, pada umumnya akan ditulisi seberapa besar kemampuannya memasukkan cahaya. Kalau anda perhatikan lensa anda dari depan, biasanya ada tertulis focal length (tipe lensa) dan aperture terbesarnya. Sebuah contoh, lensa pentax saya punya tulisan SMC Pentax 50mm f1.4. berarti itu lensa dengan focal length 50mm, aperture terbesarnya di f1.4. Pada contoh gambar diatas, tampak sekilas tulisan Konica Hexar Lens 35mm f2, berarti focal lengthnya 35mm, aperture terbesarnya f2. Kalau lensa anda lensa zoom (lebih dari satu focal length), maka biasanya tulisan didepan lensa akan menunjukkan aperture terbesar di focal length minimum, dan juga di focal length maksimum. Misalkan lensa zoom saya, tertulis SMC M 40-80mm f2.8-4
berarti itu lensa zoom dengan kemampuan focal length dari 40mm sampai 80mm, aperture di 40mm paling besar = f2.8, aperture di 80mm paling besar di f4. Anda jadi tau artinya sekarang.
Saat jaman semakin canggih, aperture tidak lagi hanya diatur melalui ring aperture di lensa, tapi juga bisa melalui kamera (tombol atau dial). Biasanya lensa dengan kemampuan ini, di aperture ringnya memiliki posisi "auto", jadi saat aperture di posisi "auto" tersebut, kamera yang mengambil alih pengaturan aperture. Kadang, saking mudahnya mengatur aperture dari kamera, lensa-lensa tertentu bahkan dihilangkan aperture ringnya, alias selalu "auto-aperture". Itulah yang terjadi dengan lensa-lensa jaman sekarang, yang hampir semua aperturenya bisa dikontrol lewat body kamera.
Kalau ngomongin harga, lensa dengan aperture terbesar f1.4 tentu lebih mahal dari lensa dengan aperture terbesar di f2. Selain berbeda dari kemampuan memasukkan cahayanya, juga efek aperture yang didapat di f1.4 tentu berbeda dengan di f2. Efek itu akan dibahas nanti, lanjutkan saja membaca blognya, he..he..
Sabtu, 06 Februari 2010
Simple Photography : The Camera, Part #2 , Shutter Speed
Sebelumnya kita sudah membahas konsep paling gampang tentang bagaimana gambar diciptakan. Saya akan lanjutkan lebih detail tentang salah satu komponen yang sudah membantu menciptakannya : Shutter Speed ( of curtains) atau kecepatan rana.
Shutter Speed adalah berapa lama tirai (curtains) dibuka untuk memasukkan cahaya ke sensor. Semakin lama tirai itu dibuka, semakin banyak cahaya dimasukkan, semakin cepat durasi tirai dibuka, semakin sedikit cahaya dimasukkan.
Shutter speed biasanya tampak seperti berikut :
..., 2s, 1s, 1/2s, 1/4s, 1/8s, 1/15s, 1/30s, 1/60s, 1/125s, 1/250s, 1/500s, 1/1000s, 1/2000s, ...
tampak linear, misalkan antara 1s ke 1/2s atau ke 2s, terjadi proses dibagi 2 atau dikali 2.
Cahaya di 2s = 2x cahaya di 1s,
cahaya di 1/2s = 1/2 cahaya di 1s = 1/4x cahaya di 2s
Jarak antara 1s ke 2s atau 1/2s, sering disebut 1 stop atau 1 ev, yaitu saat cahaya bertambah menjadi 2x lipat atau berkurang jadi 1/2nya. Tentunya ada keterangan lain untuk menyebutkan apakah jarak tersebut ke arah lebih terang (lebih banyak cahaya), atau lebih gelap (lebih sedikit cahaya)
Jadi, jarak dari 1s ke 1/2s = 1 stop lebih gelap, jarak 1s ke 1/4s = 2 stop lebih gelap, dst.
Lalu jarak dari 1/8s ke 1/15s, atau 1/60s ke 1/125s ? agak sedikit tidak linear bukan ?
Well, sebenarnya linear, hanya skalanya saja yang di "ubah" supaya orang lebih enak melihatnya, juga hubungan ke skala berikutnya.
Misalkan skalanya dirubah ke 1/8s, 1/16s, 1/32s, 1/64s, 1/128s, 1/256s, 1/512s, 1/1024s, lebih nggak enak kan lihatnya..he.he..
jadi jarak antara skala dibawah ini = 1 stop :
..., 2s, 1s, 1/2s, 1/4s, 1/8s, 1/15s, 1/30s, 1/60s, 1/125s, 1/250s, 1/500s, 1/1000s, 1/2000s, ...
Jadi anda sudah mengerti apa itu shutter speed dan kemampuannya mengatur cahaya, efek lainnya terhadap foto akan dibahas dibagian lain blog saya.
Shutter Speed adalah berapa lama tirai (curtains) dibuka untuk memasukkan cahaya ke sensor. Semakin lama tirai itu dibuka, semakin banyak cahaya dimasukkan, semakin cepat durasi tirai dibuka, semakin sedikit cahaya dimasukkan.
Shutter speed biasanya tampak seperti berikut :
..., 2s, 1s, 1/2s, 1/4s, 1/8s, 1/15s, 1/30s, 1/60s, 1/125s, 1/250s, 1/500s, 1/1000s, 1/2000s, ...
tampak linear, misalkan antara 1s ke 1/2s atau ke 2s, terjadi proses dibagi 2 atau dikali 2.
Cahaya di 2s = 2x cahaya di 1s,
cahaya di 1/2s = 1/2 cahaya di 1s = 1/4x cahaya di 2s
Jarak antara 1s ke 2s atau 1/2s, sering disebut 1 stop atau 1 ev, yaitu saat cahaya bertambah menjadi 2x lipat atau berkurang jadi 1/2nya. Tentunya ada keterangan lain untuk menyebutkan apakah jarak tersebut ke arah lebih terang (lebih banyak cahaya), atau lebih gelap (lebih sedikit cahaya)
Jadi, jarak dari 1s ke 1/2s = 1 stop lebih gelap, jarak 1s ke 1/4s = 2 stop lebih gelap, dst.
Lalu jarak dari 1/8s ke 1/15s, atau 1/60s ke 1/125s ? agak sedikit tidak linear bukan ?
Well, sebenarnya linear, hanya skalanya saja yang di "ubah" supaya orang lebih enak melihatnya, juga hubungan ke skala berikutnya.
Misalkan skalanya dirubah ke 1/8s, 1/16s, 1/32s, 1/64s, 1/128s, 1/256s, 1/512s, 1/1024s, lebih nggak enak kan lihatnya..he.he..
jadi jarak antara skala dibawah ini = 1 stop :
..., 2s, 1s, 1/2s, 1/4s, 1/8s, 1/15s, 1/30s, 1/60s, 1/125s, 1/250s, 1/500s, 1/1000s, 1/2000s, ...
Jadi anda sudah mengerti apa itu shutter speed dan kemampuannya mengatur cahaya, efek lainnya terhadap foto akan dibahas dibagian lain blog saya.
Langganan:
Postingan (Atom)